Tuesday, November 13, 2012

Sunday, November 11, 2012

Cerita Sukses Kedai Digital Si Saptu


Peluang usaha bisa tercipta lewat pengalaman berharga. Saptuari Sugiharto sukses menjadi pengusaha cenderamata juga berkat pengalaman. Kesuksesan itu bermula ketika pemilik Kedai Digital ini menyelenggarakan acara pentas musik tahun 2003.

Kala itu, pria kelahiran Yogyakarta, 8 September 1979, ini melihat dua orang pengunjung acaranya saling baku hantam gara-gara berebut cenderamata berupa pin foto dari seorang artis Ibukota. “Saya heran, pengunjung, kok, berebut pin artis sampai berkelahi segala. Padahal, mereka juga bisa bikin pin foto diri mereka sendiri,” kata sulung dari dua bersaudara yang akrab disapa Saptu ini.

Rupanya, peristiwa itu selalu terngiang di benaknya. Dari situlah, Saptuari ingin mematahkan anggapan bahwa gaya narsis alias mengidolakan diri sendiri tak hanya bisa dilakukan oleh kaum selebriti. Masyarakat awam pun bisa. “Setiap orang mempunyai jiwa narsis yang butuh penyaluran,” ujar dia.
Pemikiran ini pula yang melahirkan inspirasinya untuk membuka usaha percetakan digital. Bermodal uang pinjaman bank sebesar Rp 28 juta, pada Maret 2005, Saptuari mendirikan Kedai Digital. Di kedainya ini setiap pelanggan bisa mencetak pas foto, nama, gambar benda, dan tulisan di atas pin, mug, jam, kaus, piring, mouse pad, serta gantungan kunci.

Berbeda dengan cetak sablon yang memakan waktu pembuatan hingga tiga pekan, cetak di Kedai Digital hanya butuh waktu maksimal tiga hari. Maklumlah, proses cetak-mencetak aksesori cenderamata di Kedai Digital juga memanfaatkan mesin cetak digital.
Pelanggan pun tak perlu mengorder dalam jumlah banyak. Sebab, mesin cetak digital memungkinkan Kedai Digital memenuhi satu desain pesanan hanya melalui sekali proses produksi. Alhasil, Kedai Digital laris manis diserbu pelanggan. “Biasanya pelanggan memesan cenderamata buat kado pacarnya, keluarga, teman, atau relasi,” kata Saptu.
Jangan heran bila saat ini pelanggan Kedai Digital bukan hanya berasal dari kalangan individu, tapi juga dari korporat. Di antaranya, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT Sampoerna Tbk, dan juga instansi pemerintah.

Menjalin kemitraan
Bukan tanpa sebab jika Saptuari berhasil menggaet pelanggan sebanyak itu; kendati sesungguhnya Kedai Digital pribadi miliknya hanya tujuh unit. Untuk memenuhi order itu, ia menjalin kemitraan dengan sejumlah pemodal yang berminat menekuni bisnis serupa dengan memakai bendera usahanya. Saptuari menamakan kemitraan itu sebagai peluang bisnis.

Saptuari menawarkan tiga model kemitraan. Pertama, investasi awal Rp 50 juta. Di sini, mitra usaha boleh menyematkan nama Kedai Digital dan diakui sebagai gerai cabang. Lalu, mitra akan mendapat seperangkat mesin cetak digital, bahan baku, dan pendampingan operasional Kedai Digital. Setiap bulannya mitra diwajibkan menyetor 2,5 persen dari omzet yang didapatnya kepada kantor Digital Pusat. Saat ini sudah ada 28 gerai Kedai Digital hasil kemi-traan melalui model ini.
Kedua, kemitraan dengan modal Rp 20 juta. Di sini mitra akan mendapatkan alat produksi dan bahan baku. Namun, mereka harus melabeli bendera usaha sendiri dan tidak mendapatkan pendampingan operasional. Dari kemitraan model ini, Kedai Digital memiliki 34 gerai dengan lokasinya tersebar di Palembang, Balikpapan, Samarinda, hingga Sorong.

Ketiga, model Kedai Digital Cutting dengan investasi Rp 35 juta. Ini merupakan kedai digital khusus kaus. Kini sudah ada tiga cutting yang beroperasi di Purwakarta dan Yogyakarta.
Dengan menjalin kemitraan seperti itu, bisnis Saptuari pun terus berbiak. Kini ia sudah memperkerjakan 210 karyawan. Tahun lalu, kedainya mampu meraih omzet Rp 3 miliar.
Sejatinya, sukses Saptuari ini merupakan buah dari semangat wirausahanya yang tak kenal putus asa. Mental pengusahanya telah terasah sejak masih kuliah. Maklumlah, kedua orangtuanya hanya buruh pasar berpenghasilan pas-pasan.

Demi meringankan beban orangtua, semasa kuliah di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 1998, Saptuari bekerja serabutan, mulai dari jasa penitipan tas, menjual celana, staf pemasaran radio, hingga menjadi petugas sales kartu seluler.
Bosan menjadi pedagang, Saptuari mencoba peruntungan dengan menjadi pengusaha. Bermodal Rp 3 juta, duit hasil utang bank, ia menjajal beternak ayam kampung. Namun, dari tiga kali ‘panen’, untungnya cuma sekali. Tak kapok, Saptuari beralih ke bisnis stiker dengan modal Rp 150.000. Di bisnis ini, ia juga gagal. “Omzetnya Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per bulan. Padahal pengeluarannya lebih dari itu,” kata dia.

Toh, pengalaman bisnis stiker telah menjadi jembatan baginya untuk menekuni bisnis digital printing. Ia pun yakin bisnisnya terus melaju. Tahun ini Saptu menargetkan membuka 40 gerai Kedai Digital baru dengan pertumbuhan pendapatan 50 persen.

Sumber : 
»»  Baca Selengkapnya...

Tuesday, November 6, 2012

Mouse Bergaya Transformers

Jakarta - Robot-robot di film Transformers memang membuat siapapun yang melihatnya terkagum-kagum. Apalagi bentuk robot-robot tersebut menampilkan kesan kaku nan futuristik sehingga terlihat keren. Nah, bagaimana bila gaya robot tersebut diaplikasikan menjadi model sebuah mouse komputer?


Adalah Mad Catz, produsen aksesoris perangkat komputer yang baru saja mengenalkan jajaran warna terbaru untuk produk mouse besutannya. Yang membuat mouse gaming terlihat berbeda dengan perangkat sejenis adalah bentuknya yang kaku nan futuristik, sehingga memiliki kesan seperti robot-robot yang beraksi di film Transformers. Seperti bentuk gambar dibawah ini :

Mouse

Mouse

Mouse

Mouse

Sumber : detikInet

»»  Baca Selengkapnya...

Wednesday, October 31, 2012

15 Fakta Menarik Google Dihari Ulang Tahun ke-15

Google 15

Akhir pekan ini Google berulang tahun yang ke-15. Domain Google yang kini begitu terkenal itu didaftarkan pada 15 September 1997 walaupun Google secara resmi baru menjelma sebagai perusahaan sekitar hampir setahun kemudian.
Mari merayakan ulang tahun Google dengan mengungkap 15 fakta menarik tentang raksasa mesin pencari internet itu.



Google tak selalu dinamai Google. Sebelum pendirinya, Sergey Brin dan Larry Page memilih nama Google, mesin pencari mereka dimulai dengan sebuah proyek ilmiah di kampus tempat kuliah mereka di Stanford University - dikenal dengan nama 'BackRub'.


Di antara banyak layanan miliknya, Google juga menawarkan layanan dalam bahasa Klingon, salah satu ras di kisah fiksi Star Trek. Bahasa Klingon mulai diperkenalkan dalam layanan Google sejak 2002.


Sementara kemampuan berbahasa lainnya yang dilimiliki Google adalah bahasa 'Swedish Chef; sebuah karakter di film The Muppet Show, yang mulai diperkenalkan pada 2001.


Bicara tentang chef, Google merupakan perusahaan yang terkenal dalam menjaga kualitas makanan yang mereka sediakan untuk karyawan mereka di kantor. Google pertama kali mempekerjakan seorang koki di perusahaan mereka pada 1999, ketika mereka hanya memiliki 40 orang karyawan. Koki yang mereka rekrut saat itu adalah Charlie Ayers, yang sebelumnya merupakan koki untuk grup rock The Grateful Dead.


Dan koneksi mereka terhadap musik tak hanya itu. Pada 2008 Google bekerja sama dengan grup musik Radiohead dalam sebuah vieo klip musik berjudul 'House of Cards'. Klip video ini dibuat tanpa memakai satupun kamera, melainkan dengan memindai data menggunakan teknologi laser.


Untuk beberapa tahun pertama, logo Google memiliki karakter tambahan, yakni tanda seru, seperti pada Yahoo!  Dan seperti yang Anda lihat di foto ini, logo Google terlihat tak berada tepat di bagian tengah. Ia terlihat lebih condong ke sebelah kiri. Dan hal ini baru diperbaiki pada 2001.


Tradisi Google Doodel yang terkenal sebagai alternatif kreatif dari logo perusahaan, sebenarnya berawal dari tahun 1998, ketika para pendiri, Page dan Brin ingin agar para pengguna Google mengetahui bahwa mereka tidak di kantor saat itu, melainkan sedang menghadiri acara Burning Man Festival di Nevada. Oleh karenanya, saat itu google menambahkan gambar kecil burning man di belakang logo mereka.


Storage pertama Google yang digunakan sejak layanan itu bernama BackRub, terbuat dari sepuluh hard disk berkapasitas 4 GB. Semuanya disimpan dalam sebuah tempat storage yang terbuat dari... LEGO.
Sejak saat itu, Google selalu memiliki kesukaan terhadap mainan kotak plastik kecil itu. Dan itu tergambar pada sebuah foto logo Google yang semuanya terbuat dari LEGO, yang dipajang di markas perusahaan itu di Mountain View.



Di kantor pusat mereka, Google menyewa kawanan kambing dari perusahaan penyewaan kambing lokal. Kawanan kambing ini disewa untuk menggantikan tugas mesin pemotong rumput.


Kini Google telah membeli garasi sederhana yang dulu mereka sewa sebagai kantor pertama mereka. Garasi itu terletak di sebuah rumah di 232 Santa Margarita, Menlo Park, milik Susan Wjcicki, yang saat itu belum bekerja untuk Google. Namun, kemudian ia bergabung, dan kini Susan adalah Senior Vice President di Google, dan saudara perempuannya kemudia menikahi Sergey Brin. Google akhirnya membeli rumah itu beserta garasinya dari Wojcicki pada 2006.


Tombol Google yang terkenal: 'Saya Lagi Beruntung' yang akan membawa Anda untuk langsung mendapatkan hasil pertama, ternyata hanya digunakan oleh sekitar 1 persen pengguna. Namun hingga kini, Google tidak menghilangkan fitur itu, padahal mereka tak bisa menampilkan iklan setiap kali orang menggunakan fitur itu. Sebab, sepertinya, hal itu membuat pengguna menjadi merasa nyaman... walaupun mereka tidak menggunakannya.


Mobil Google yang dapat berjalan sendiri, sejak Maret 2012, secara hukum telah diperbolehkan untuk menyusuri jalan-jalan di Nevada, AS (kendati harus ditemani oleh seseorang yang duduk di depan kemudi. Gambar di atas adalah salah satu mobil Google yang dapat mengemudi sendiri saat berada di sekitar Las Vegas.


Kata kerja 'to google' secara resmi ditambahkan ke dalam kamus Oxford English Dictionary pada Juni 2006.


Di antara obyek-obyek yang akan Anda temui di markas Google Mountain View adalah kerangka Tyrannosaurus rex berukuran sebenarnya, dan model pesawat luar angkasa swasta pertama yang berhasil menuntaskan misi berawak pada 2004: SpaceShipOne, dengan ukuran yang seperti pesawat aslinya. (Google juga menjadi sponsor hadiah multijuta dolar bagi perusahaan pertama yang berhasil melakukan pendaratan di bulan).















»»  Baca Selengkapnya...

Tuesday, October 30, 2012

Creative Ideas


Sumber Gambar : Creative Ideas
»»  Baca Selengkapnya...

Adalah Menyenangkan Untuk Melakukan Hal Yang Mustahil

Mulailah

Ini adalah sebuah kebenaran bahwa Anda bisa sukses luar biasa dengan cepat bila Anda membantu orang lain untuk juga merasakan sukses.  
_Napoleon Hill_

Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.
_Ir. Soekarno_

Melayani dan Memberi.
_May Digitall_
                                                                         
»»  Baca Selengkapnya...

#MarketingPlanUKM : Digital Printing

#MarketingPlanUKM : Digital Printing

1. Pada dasarnya strategi pemasaran perlu di rencanakan dengan baik 

2. Tidak hanya perush besar yg perlu perencanaan pemasaran, strategi ini penting jg utk Pebisnis/UKM 

3. Tentukan objective marketing plan: misal utk meningkatkan penjualan/launch produk baru dll 

4. Lakukan analisa pasar, cek pemain yg sudah ada di market, tingkat persaingan, analisa harga dll 

5. Jika akan meluncurkan produk baru, maka cek apakah msh berpotensi utk bertumbuh/sukses sbg newcomer 

6. Cek kemampuan kita, analisa klebihan/kelemahan kita. Cek resource yg kita punya serta alokasi budget 

7. Tentukan segmen market yg hendak kita tuju, segmen inilah yg akan jd fokus strategi marketing kita 

8. Lakukan riset konsumen sehingga kita tahu apa yang diinginkan konsumen 

9. Riset konsumen bs dgn kuantitatif (qnaire) atau kualitatif (FGD, interview) 

10. Jika belum mempunyai merek yg fix, pastikan logo mereknya, usahakan sudah trdaftar di dirjen HaKI 

11. Tentukan produk mana yg akan di pasarkan, pastikan variannya, sesuaikan dg segmen yg dituju 

12. Rencanakan pengembangan produk, inovasi dan yg pastikan kedepankan kelebihan produknya 

13. Tentukan harga utk produk yg akan dpasarkan, pastikan produkny mnguntungkan, cek ongkos produksiny

14. Pricing mix strategy bs dlakukan ukm, misal saat awal launching ada paket khusus/ harga lebih murah 

15. Rencanakan lokasi jualan,pastikan strategis. Klo online, bangun strategi online (cek fav utk detail) 

16. Promosi perlu dlakukan stelah harga & produk dtentukan. Pilih media & strategi promosi yg sesuai 

17. Strategi promosi bs dlakukan sec online/offline, susun strategi promosi dg baik, detail di favorite 

18. Usahakan ada tim khusus yg handle dan monitor strategi marketing yang akan dilakukan. 

19. Jika ada target sales dr strategi marketing yg akan dbuat, maka komunikasikan ke tim marketingnya 

20. Evaluasi & buat parameter kesuksesan dr strategi marketingnya: target sales, reach, awareness dll 

Sumber : @hermaspuspito  (Former TNSresearch Sharing : Marketing, Sales, Brand, Social Media)
»»  Baca Selengkapnya...

Monday, October 29, 2012

Eddy Kiemas, Kesuksesan Bersama Primagraphia


Eddy Kiemas, Kesuksesan Bersama Primagraphia


Dimulai dengan hanya satu mesin output film , kini Primagraphia telah menjelma menjadi  salah satu jaringan cetak digital yang cukup diperhitungkan di industri cetak.  Cabangnnya sudah ada di beberapa kota, seperti Bekasi, Tangerang, Pekalongan dan Surabaya.
Primagraphia kini memperkerjakan sebanyak 600 karyawan. Dilengkapi dengan mesin-mesin terbaru yang canggih dan lengkap. Sebut saja misalnya, efi Vutek GS5000, Indigo 7500 juga mesin offset Heidelberg SM52 Anicolor.  Layanannya pun terbilang lengkap, apa saja ada, dari prepress, press, hingga post press. Tidak berlebihan kalau Primagraphia melabelinya sebagai One Stop Digital Printing.  Terakhir Primagraphia juga merambah bisnis bisnis photobook dengan salah satu gerainya di sebuah mal  besar di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Siapa yang  ada dibelakang  Kesuksesan Primagraphia, tentu sudah banyak yang  tahu. Dialah Eddy Kiemas,  Sang  pemilik jaringan cetak digital tersebut. Bagaimana Eddy  membangun jaringan bisnisnya tersebut, berikut kisahnya.
Primagraphia

Mempunyai usaha sendiri, sepertinya menjadi impian banyak orang. Tetapi nyatanya hanya ada sedikit orang yang akhirnya menjadi pengusaha. Jadi, apa yang sebenarnya yang yang menghalangi orang  ketika mau memulai usaha? Keberanian. Sikap itulah yang menurut Eddy Kimas, CEO PrimaGraphia,  perlu dimiliki ketika orang mau memulai sebuah usaha. “Kalau tidak mempunyai keberanian itu, saat ini  mungkin saya masih bekerja untuk orang lain,” ujarnya.
Tahun  1997 yang lalu Eddy masihmerupakan  karyawan di sebuah perusahaan Elektronik. Namun keinginnanya untuk punya usaha sendiri membuatnya mulai mencari-cari peluang yang bisa dilakukan. Akhirnya didapatlah ide untuk membuat billing system untuk warung telekomunikasi (wartel). Maklum,background pendidikan Eddy memang di bidang teknik elektro. Pada masa itu penghitungan billing telpon di wartel memang masih dilakukan secara manual.  Insting bisnisnya pun melihatnya sebagai peluang yang cukup menjanjikan.
Mulailah niat ucapkan, dan tekad dibulatkan. Ia pun ke sana kemari untuk mencari dana pinjaman. Akhirnya dapatlah uang sebesar Rp 4 juta yang dipinjan dari tetangganya. Di dalam ruangan 2 x 3 m, dimulailah usaha pembuatan billing system wartel. Eddy mengerjakan usaha barunya ini selepas  pulang dari pekerjaannya. Maklum ia memang tidak langsung keluar dari pekerjaannya. Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya. Tetapi Eddy  yang berprinsip ‘gunakanlah waktu yang diberikan Tuhan untuk berkarya’, itu tidak mau menyia-nyiakan waktu sisanya hanya untuk bermalas-malasan.
Tidak dinyana, produk kreasinya direspon sangat baik oleh para penyedia jasa warung telekomukisi tersebut.  Bagaimana tidak, produk seperti itu memang sudah ditunggu-tunggu oleh para pemilik wartel. Dengan alat tersebut pekerjaan di wartel menjadi lebih efektif dan efisien. Billing telfon yang awalnya yang dihitung secara manual –yang tentunya sangat tinggi tingkat kesalahannya- digantikan dengan sebuah alat yang  bisa langsung menampilkan  berapa rupiah yang digunakan pemakai jasa wartel tersebut.  Sampai akhirnya booming terjadi pada  tahun 1999 – 2000.  Karena begitu banyak order yang harus dilayani,  Eddy memutuskan untuk mendedikasikan semua waktunya untuk bisnisnya ini dan  berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan. Sejak saat inilah  Eddy benar-benar menjadi orang yang mandiri.
Belum  puas dengan billing system-nya,  tahun 2001 Eddy mulai melirik bisnis lain. Yang jadi  bidikannya saat itu  adalah binis prepress output film. “Saya merasa cokok dengan bisnis itu dan peluangnnya sangat besar, marginnya juga bagus,” kenang alumni Elektro Trisakti 1991 ini. Namun Eddy baru benar-benar menjalankan bisnis di bidang grafika ini pada tahun 2002 yang ia namai PrimaGraphia. Dengan uang yang dikumpulkan dari bisnis pembuatan billing system itu ia membeli satu mesin prepress. Perkiraan Eddy pun tepat. Bisnis ini memang peluangnya cukup besar, hingga di tahun 2005 ia perlu menambah  mesinnya menjadi beberapa buah.
Memulai bisnis pada bidang yang sama sekali baru pastilah banyak kendalanya. Yang saat itu dirasakan  Eddy adalah  pengetahuan yang sangat minim menganai bisnis ini, baik secara teknis maupun manajerialnya. “Tetapi sebenarnya know how di grafika ini tidak susah-susah amat. Asal ada niat,  semangat dan kemauan yang tinggi, untuk belajar dengan autodidak pun bisa,” ujar lelaki 39 tahun yang gemar membaca ini.
Masih di tahun  2005 Eddy kembali  menambah investasinya pada mesin cetaklarge format digital.  Mesin cetak yang saat itu ia beli adalah  printer Roland yang untuk aplikasi indoor ataupun outdoor. Naluri bisnisnya yang semakin terasah mengatakan kalau bisnis pada cetak digital ukuran lebar ini bakal booming. Benar  saja,  sejak saat itu bisnis digital printing semakin naik daun, dan bisnis Eddy pun semakin berkibar. Untuk  memperbesar kapasitas produksi Eddy harus selalu menambah jumlah mesinnya. Eddy juga perlu ekspansi bisnisnya ke daerah Bekasi Jawa Barat.   Kini sudah ada kurang lebih 10 cabang di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Pekalongan dan Surabaya.
Untuk Perbesar Pasar Harus Jemput Bola
Persaingan yang semakin ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk menjadikan pasare semakin terbagi. Kue antar pemain menjadi semakin kecil, sementara menurut Eddy pasarnya tidak tumbuh sekencang persaingannya. Padahal sebenarnya pontesinya masih sangat besar. Keadaan inilah yang menuntut para pemain untuk melakukan strategi-strategi agar bisa tetap bisa survive. Membuat inovasi-inovasi baru adalah  hal yang terus dilakukan PrimaGraphia.  Pertama adalah inovasi dalam pelayanan.  Pelayanan terhadap pelanggan harus lebih ramah dan sopan. Order harus dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu. “Dan yang lebih penting lagi kita bisa memberikan harga yang sama dengan yang lain tetapi dengan kualitas yang lebih baik,” tambah Eddy. Inovasi yang terakhir inilah yang menjadi andalan PrimaGraphia. “Digital printing itu sebenarnya murah, mengapa harus mahal,” kata Eddy lagi.
Inovasi yang lain adalah dengan selalu melengkap jajaran produknya. “Untuk itu  kalau ada teknologi baru kita harus yang pertama,” kata Eddy lagi. Maka jangan heran kalau jumlah mesin yang dimiliki PrimaGraphia  selalu bertambah. Baru-baru ini saja ia baru membeli mesin digital press Indigo seri terbaru 7500 untuk  melengkapi jajaran mesinnya.  Sebentar lagi bahkan akan mendatangkan lagi Indigo tercanggih Indigo 1000.  Menurutnya, mesin tersebut adalah untuk menjawab kebutuhan short run pelanggannya yang makin lama makin tinggi.
Sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian terpenting dalam entitas suatu bisnis juga tidak luput dari perhatian Eddy. Sejak tahun 2009 ini ia sudah membuat divisi HRD yang salah satu tugasnya adalah memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawannya.  Semua karyawan yang ada di cabang  yang baru tersebut adalah ‘alumni’ dari progran pelatihan tersebut.
Selain persaingan, persoalan lain yang dihadapi pada industri grafika ini adalah lambatnya pertumbuhan pasar.  Untuk memperluas pasar tersebut menurut Eddy, para pemain di industri grafika ini tidak bisa diam, menunggu pelanggan datang dengan sendirinya. Tetapi harus aktif menjemppupt bola. Makanya Eddy pun melakukan berbagai promosi melalui berbagai media, selain pemberian hadiah juga melalui brosur dan papan nama juga lainnya.

»»  Baca Selengkapnya...

Coming Soon : "May Digitall"


Coming Soon : "May Digitall"

May Digitall adalah sebuah  Media Promosi Advertising Visual yang dapat digunakan baik Personal maupun Organisasi. Personal dapat digolongkan menjadi beberapa bagian tertentu yang di khususkan untuk pribadi, keluarga dan juga teman karib. Sedangkan organisasi sendiri dapat digolongkan seperti komunitas, perusahaan, lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat dan lain sebagainya.

May Digital Memiliki Visi :
  • Melayani dan Memberi.
May Digital Memiliki Misi :
  • Menghasilakan Kepuasan dan Kenyamanan Untuk Saling Berkontribusi.
  • Memudahkan Usaha dan Bisnis Pelanggan Untuk Meningkatkan Produk & Jasanya.
  • Memaksimalkan Kualitas Pencetakan dan Pemasangan Iklan Pelanggan.
Target Pelayanan May Digitall adalah tidak hanya berhenti usai pencetakan dan pemasangan produk saja seperti tulisan kecil yang berada dipojok kanan tersebut. May Digital bertujuan untuk melayani dan memberikan solusi bagi seluruh pelanggannya. Baik didalam usaha dan juga bisnis. USAHA yang dimaksudkan adalah ilmu dari proses pembelajaran setiap pelanggan yang ingin mengetahui tentang cara-cara memulai, menuangkan ide dan kreativitas dalam seni Design Grafis. Sedangkan BISNIS adalah proses pencapaian produk dan jasa pelanggan untuk memudahkan setiap orang guna mendapatkan dan menginginkan informasi dari Organisasi, Perusahaan, Lembaga yang dikelolanya. 

Tentunya bersama May Digitall menguntungkan bagi kebutuhan setiap pelanggan Personal maupun Organisasi.

Semoga May Digitall menjadi Perusahaan Media Promosi Advertising Visual yang selalu mengedepankan komitmen dalam pelayanan untuk seluruh pelanggannya. Dan juga, semoga Tuhan YME selalu memberikan jalan baik dan benarnya, sehingga hati nurani kami selalu ikhlas dan bersinar untuk selalu hadir didalam setiap kebutuhan Anda semua.

Salam May Digitall,
Print & Post
»»  Baca Selengkapnya...